Rabu, 12 Desember 2012

Materi Mata Kuliah Psikologi Umum

A. Definisi psikologi :
Pengertian psikologi, menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan atau studi. Jadi pengertian psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa.
Woodwoth dan Marquis mengemukakan “psychology is the scientific study of the individual activities in relation to environment”. (Psikologi adalah ilmupengetahuan yang mempelajari perilaku. dalam hubungan dengan lingkungannya).
Istilah psikologi digunakan pertama kali oleh seorang ahli berkebangsan Jerman yang bernama Philip Melancchton pada tahun 1530.
Psikologi sebagai ilmu, Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak digunakan lagi sejak tahun 1878 yang dipelapori oleh J.B Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak, dan jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan individu.
Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi syarat berikut: 1) secara sistematis psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, 2) memiliki struktur kelimuan yang jelas, 3) memiliki objek formal dan material, 4) menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case history, test and measurement, 4) memliki terminologi khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi, kepribadian, dan 5) dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.
Objek kajian psikologi :
Berdasar batasan ilmu, obyek psikologi adalah tingkah laku manusia, normal maupun tidak (sakit).
Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Tujuan Dan Faedah Dalam Mempelajari Materi Psikologi Umum
Tujuan mempelajari psikologi dapat memiliki tiga kemampuan dasar:
a) Understanding : memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip psikilogi yang umumnya mendasari tingkah laku.
b) Predicting: Berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, diharapkan mampu mendeteksi permasalahan-permasalahan psikologis yang terjadi di lapangan pendidikan.
c) Controlling : mampu menguasai dirinya dan terampil mengatasi permasalahan kependidikan dengan Psikologis.

C. Metode-Metode Ilmiah Dalam Mempelajari Psikologi Umum :
a) Metode yang bersifat filosofis
1) Metode intuitip : dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari.
2) Metode kontemplatif : dilakukan dengan jalan merenungkan obyek yang akan diketahui dengan mempergunakan kemampuan berpikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan obyektif.
3) Metode filosofis religius : digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia. Nilai-nilai yang terdapat dalam agama itu merupakan kebenaran-kebenaran absolut dan pasti benar.
b) Metode yang bersifat empiris
1) Metode observasi : metode untuk mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara langsung, teliti, dan sistematis.
a. Metode introspeksi (retrospeksi): retrospeksi artinya melihat kembali. Penyelidik melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang telah terjadi dalam dirinya sendiri, dan bukan apa yang sedang terjadi di dalam dirinya.
b. Metode introspeksi instrumental: suatu metode introspeksi yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. Merupakan penggabungan dari metode introspeksi dan eksperimen, sebagai upaya untuk mengatasi sifat subyektifitas dari metode introspeksi. Pada introspeksi murni, hanya diri penyelidik yanng menjadi obyek, akan tetapi pada introspeksi eksperimen, jumlah subyek terdiri dari beberapa orang yang dieksperimentasi. Sehingga hasil penyelidikan lebih bersifat obyektif.
c. Metode ekstrospeksi (melihat keluar): suatu metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
2) Metode pengumpulan data
Suatu penyelidikan yang dilakukan dengan mengolah data-data yang didapat dari kumpulan daftar pertanyaan dan jawaban (angket), bahan-bahan riwayat hidup ataupun bahan-bahan lain yang berhubungan dengan apa yang diselidiki.
a) Metode angket-interview : metode angket ialah suatu penyelidikan yang dilaksanakan dengan menggunakan daftar pertanyaan mengenai gejala-gejala kejiwaan yang harus dijawab oleh orang banyak, sehingga berdasarkan jawaban yang diperolehnya itu, dapat diketahui keadaan jiwa seseorang.
b) Metode biografi : lukisan atau tulisan perihal kehidupan seseorang, baik sewaktu ia masih hidup maupun sesudah meninggal. Kelemahan: sifat subyektifitas.
c) Metode pengumpulan bahan : suatu metode yang dilaksanakan dengan jalan mengumpulkan bahan-bahan terutama pengumpulan gambar-gambar yang dibuat oleh anak-anak. Kelemahan : si penyelidik tidak berhadapan secara langsung, dan kadang-kadang tidak tahu situasinya pada waktu membuat hasil karya tersebut, menginterpretasi gambaran, tulisan (graphologi) dan hasil-hasil karya yang lain dari seseorang tidaklah mudah dan juga bersifat subyektif.
3) Metode eksperimen : pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam suatu situasi tertentu. Tujuan eksperimen ialah untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan, misalnya pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, fantasi dll. Kelemahan: eksperimen biasanya dilaksanakan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum tetap , sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup; tidak semua gejala kejiwaan dapat diselidiki secara eksperimen; dalam laboratorium tidak wajar; gejala-gejala kejiwaan sukar untuk diukur secara eksak.
4) Metode klinis ialah nasihat dan bantuan kedokteran, yang diberikan kepada para pasien, oleh ahli kesehatan. Metode klinis dalam psikologi ialah kombinasi dari bantuan klinis- medis dengan metode pendidikan, untuk melakukan observasi terhadap para pasien. Observasi dilakukan dalam ruang-ruang klinik dengan fasilitas yang cukup, untuk meneliti segala tingkah laku pasien.
D. Hubungan psikologi dengan berbagai ilmu, antara lain sebagai berikut:
a) Hubungan Antara Psikologi Umum Dengan Biologi :
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Baik psikologi maupun biologi sama-sama membicarakan manusia. Ada hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmu tersebut yaitu soal keturunan. Soal keturuna ditinjau dari segi biologi adalah hal-hal yang berhubungan dengann aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain, misalnya hukum Mendel. Soal keturunan yang dipelajari psikologi antar alin misalnya sifat, inteligensi, bakat. Ilmu biologi (antropobiologi maupun fisiologi) membantu dalam orang mempelajari psikologi.
b) Hubungan psikologi dengan sosiologi :
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, mempelajari manusia di dalam hidup bermasyarakat. Karena itu psikologi dan sosiologi sama-sama membicarakan manusia. Titik pertemuan di dalam meninjau manusia itu, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang penting ialah hidup bermasyarakatnya, sedangkan tinjauan psikologi ialah bahwa tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang didorong oleh motif tertentu hingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat.
c) Hubungan psikologi dengan Ilmu pengetahuan Alam
Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang pesat hingga IPA mempengaruhi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi. Khususnya metode IPA mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Metode yang ditempuh oleh fechner yang dikenal dengan metode psikofisik, suatu metode yang tertua dalam lapangan psikologi eksperimental, banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam. Dan merupakan suatu kenyataan karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun akhirnya ternyata bahwa metode ilmu pengetahuan alam kurang digunakan seluruhnya terhadap psikologi, disebabkan karena perbedaan dalam obyeknya. Ilmu pengetahuan alam berobyekkan benda-benda mati, sedangkan psikologi berobyekkan manusia yang hidup.
d) Hubungan psikologi dengan filsafat
Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat. bahkan sebetulnya dapat dikemukakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengnai hal-hal yang menyangkut sifat hakiki serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.
e) Hubungan psikologi dengan Ilmu Pendidikan
Pedagogiek sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati tidak akan sukses, bilamana tidak mendasarkan diri kepada psikologi, yang tugasnya memang menunjukkan perkembangan hidup manusia sepanjang masa, bahkan ciri dan wataknya serta kepribadiannyapun ditunjukkan oleh psikologi. Dengan demikian, paedagogiek baru akan tepat mengenai sasaran, apabila dapat memahami langkah-langkahnya sesuai denagn petunjuk-petunjuk psikologi.
E. Teori Perkembangan Manusia
Teori perkembangan manusia tersebut ialah :
a) Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer. Teori ini menimbulkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah ditentukan oleh sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga individu sangat tergantung kepada sifa-sifat yang diturunkan oleh orang tuanya.
b) Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Termasuk pendidikan yang diterima oleh individu itu. Teori ini dikemukakan oleh John Locke, juga dikenal dengan teori tabularasa, yag memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan.
c) Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergensi) dari kedua teori tersebut di atas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting di dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen. Penelitian dari W. Stern memberikan bukti tentang kebenaran dari teorinya. W. Stern mengadakan penelitian dengan anak-anak kembar di Hamburg. Dilihat dari segi faktor endogen atau faktor genetik anak yang kembar mempunyai sifat-sifat keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan dari pasangannya dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda satu dengan yang lain.
F. Karakteristik Perasaan
a) Bersangkut paut dengan gejala pengenalan. Perasaan yang berhubungan dengan peristiwa persepsi, merupakan reaksi kejiwaan terhadap stimulus yang mengenainya. Ada yang mengalami keadaan sangat menyenangkan, tetapi sebaliknya juga ada yang biasa saja, dan bahkan mungkin ada yang mengalami perasaan yang kurang senang. Dengan demikian, sekalipun stimulusnya sama, tetapi perasaan yang ditimbulkan oleh stimulus tersebut dapat berlain-lainan.
b) Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif bila dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa kejiwaan yang lain. Sekalipun stimulusnya sama, perasaan yang ditimbulkan dapat bermacam-macam sifatnya sesuai dengan keadaan masing-masing individu.
c) Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang tingkatannya tidak sama. Walaupun demikian ada sementara ahli yang mengemukakan bahwa perasaan senang dan tidak senang hanyalah merupakan salah satu demensi saja dari perasaan.

G. Karakteristik Konasi
Konasi, kehendak, hasrat, kemauan yaitu suatu tenaga, suatu kekuatan yang mendorong kita supaya bergerak dan berbuat sesuatu. Ciri-ciri hasrat:
1. Hasrat merupakan "motor" penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.
2. Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif atau negative. Positif berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap berharga dan berguna baginya. Sedang negative berarti menghindri sesuatu yang tidak mempunyai harga/berguna baginya.
3. Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan perasaan (emosi). Dengan kata lain : hasrat tidak dapat di pisah-pisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain.
4. Hasrat diarahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan, maka didalam hasrat terdapat bibit-bibit penjelmaan kegiatan.
Ciri-ciri kemauan :
• Gejala Kemauan merupakan doromgan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
• Gejala Kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong timbulnya perhatian dan minat, serta merndorong gerak aktifitas kearah tercapainya tujuan.
• Gejala Kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan atas pertimbangan, baik pertimbangan akal atau pikiran, yang menentukan benar salahnya perbuatan kemauan maupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya atau halus tidaknya perbuatan kemauan.
• Dalam Kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikir dan perasaan saja, melainkan seluruh pribadi memberikan pertimbangan, memberikan pengaruh dan memberikan corak pada perbuatan kemauan.
• Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, melinkan tindakan yang di sengaja dan terarah pada tercapainya suatu tujuan.
• Kemauan menjadi pemersatu dari semua tingkah laku manusia dan mengkoordinasikan segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang supel harmonis.
H. Jiwa diartikan sebagai:
a) Kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia
b) Serta menyebabkan manusia dapat berpikir, berperasaan dan berkehendak (budi)
c) Lagi pula menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak jiwanya. (Ki Hadjar Dewantara, 1962:425)
Pengertian jiwa atau psyche sebagai unsur kehidupan (the principle of life) juga dikemukakan leh Drever (1960). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian jiwa itu adalah sebagai unsur kehidupan, yang oleh Ki Hadjar Dewantara dibatasi pada unsur kehidupan pada manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup); nyawa.
Kata jiwa ditilik dari akar kata bahasa Arab, yaitu kata al-nafs.Al-nafs (nun-fa-sin) menunjukkan arti keluarnya angin lembut bagaimana pun adanya.Al-nafs juga diartikan darah, atau hati (qalb) dan sanubari (damir), padanya ada rahasia yang tersembunyi.
Ruh (Ar-Ruh)
Ruh mempunyai dua arah pengertian, yaitu sebagai nyawa dan sebagai suatu yang halus dari manusia (pemberi energi bagi jiwa).

I. Simpati dan empati
Adalah merupakan suasana hati yang berhubungan dengan orang lain. Simpati adalah perasaan ketertarikan terhadap orang lain yaitu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain karena adanya daya tarik terhadap orang lain tersebut (feeling with another person). Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita, penderitaan yang sama dan sebagainya. Sedangkan perasaan kebencian terhadap orang lain adalah disebut sebagai antipati dan gejalanya sama dengan simpati berupa tindakan yang tidak berdasar sesuatu yang logis. Antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat negatif.
Empati adalah kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan oarng lain andaikata dia dalam situasi orang lain. Faktor yang menyebabkannya karena didorong oleh emosi yang seolah-olah ikut mengambil bagian dari apa yang dirasakan orang lain (feeling into a person thing).
J. Kelelahan
Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.
Kelelahan fisik adalah kelelahan yang disebabkan karena ketegangan organ. Adapun yang mengartikan kelelahan fisik yaitu kelelahan yang disebabkan oleh kelelahan jasmani.
Sedangkan kelelahan psikis adalah kelelahan yang disebabkan oleh kelelahan rohani.
Kelelahan psikis adalah kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis, kerja yang monoton atau lingkungan kerja yang menjemukan dan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk.

K. Sugesti
Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu segesti dapat dibedakan (1) auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan, dan (2) hetero sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Sugesti merupakan kata pungut dalam Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris suggestion. Sugesti adalah proses psikologis dimana seseorang membimbing pikiran, perasaan, atau perilaku orang lain.

L. Hipnotis
Hipnotis adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh sugesti terhadap pikiran manusia. Dalam literatur barat, hipnotis disebut "hypnosis" atau "hypnotism" yang berasal kata "hypnos", nama dewa tidur dalam mitologi Yunani Kuno. Dulu ilmu hipnotis tidak ada namanya, sampai pada tahun 1940-an seorang dokter inggris, James Braid, memberi nama "hypnotism" karena ia mengira kondisi trance itu sama dengan tidur. Pengertian hipnotis menurut Wikipedia adalah "suatu kondisi pikiran di mana fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconcious), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada kondisi “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit."
Hipnotis atau yang sering juga disebut dengan hipnoterapi merupakan kondisi pikiran dalam keadaan setengah sadar. Kondisi ini biasanya bisa dicapai dengan bantuan hipnoterapis. Saat berada dalam pengaruh hipnotis, perhatian Anda akan lebih fokus, Anda merasa nyaman dan relaks, Anda lebih terbuka terhadap saran serta kurang kritis. Karena begitu, hipnoterapis bisa membantu Anda mengendalikan tingkah laku, emosi dan kondisi fisik Anda.