Materi Mata Kuliah Psikologi Umum
A. Definisi psikologi :
Pengertian psikologi, menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh,
sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan atau studi. Jadi pengertian
psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa.
Woodwoth dan Marquis mengemukakan “psychology is the scientific study of
the individual activities in relation to environment”. (Psikologi
adalah ilmupengetahuan yang mempelajari perilaku. dalam hubungan dengan
lingkungannya).
Istilah psikologi digunakan pertama kali oleh seorang ahli berkebangsan Jerman yang bernama Philip Melancchton pada tahun 1530.
Psikologi sebagai ilmu, Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak
digunakan lagi sejak tahun 1878 yang dipelapori oleh J.B Watson sebagai
ilmu yang mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki
objeknya dapat diamati, dicatat dan diukur, jiwa dipandang terlalu
abstrak, dan jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan individu.
Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi syarat
berikut: 1) secara sistematis psikologi dipelajari melalui
penelitian-penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, 2)
memiliki struktur kelimuan yang jelas, 3) memiliki objek formal dan
material, 4) menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi,
case history, test and measurement, 4) memliki terminologi khusus
seperti bakat, motivasi, inteligensi, kepribadian, dan 5) dapat
diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.
Objek kajian psikologi :
Berdasar batasan ilmu, obyek psikologi adalah tingkah laku manusia, normal maupun tidak (sakit).
Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang
dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai
ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan
sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk
diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam
bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan
demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
B. Tujuan Dan Faedah Dalam Mempelajari Materi Psikologi Umum
Tujuan mempelajari psikologi dapat memiliki tiga kemampuan dasar:
a) Understanding : memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip psikilogi yang umumnya mendasari tingkah laku.
b) Predicting: Berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, diharapkan
mampu mendeteksi permasalahan-permasalahan psikologis yang terjadi di
lapangan pendidikan.
c) Controlling : mampu menguasai dirinya dan terampil mengatasi permasalahan kependidikan dengan Psikologis.
C. Metode-Metode Ilmiah Dalam Mempelajari Psikologi Umum :
a) Metode yang bersifat filosofis
1) Metode intuitip : dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan
suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan
sehari-hari.
2) Metode kontemplatif : dilakukan dengan jalan merenungkan obyek yang
akan diketahui dengan mempergunakan kemampuan berpikir kita. Alat utama
yang dipergunakan adalah pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan
obyektif.
3) Metode filosofis religius : digunakan dengan mempergunakan
materi-materi agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia.
Nilai-nilai yang terdapat dalam agama itu merupakan kebenaran-kebenaran
absolut dan pasti benar.
b) Metode yang bersifat empiris
1) Metode observasi : metode untuk mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara langsung, teliti, dan sistematis.
a. Metode introspeksi (retrospeksi): retrospeksi artinya melihat
kembali. Penyelidik melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang
telah terjadi dalam dirinya sendiri, dan bukan apa yang sedang terjadi
di dalam dirinya.
b. Metode introspeksi instrumental: suatu metode introspeksi yang
dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan
dalam suasana yang dibuat. Merupakan penggabungan dari metode
introspeksi dan eksperimen, sebagai upaya untuk mengatasi sifat
subyektifitas dari metode introspeksi. Pada introspeksi murni, hanya
diri penyelidik yanng menjadi obyek, akan tetapi pada introspeksi
eksperimen, jumlah subyek terdiri dari beberapa orang yang
dieksperimentasi. Sehingga hasil penyelidikan lebih bersifat obyektif.
c. Metode ekstrospeksi (melihat keluar): suatu metode dalam ilmu jiwa
yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan
teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa
orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala
jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
2) Metode pengumpulan data
Suatu penyelidikan yang dilakukan dengan mengolah data-data yang
didapat dari kumpulan daftar pertanyaan dan jawaban (angket),
bahan-bahan riwayat hidup ataupun bahan-bahan lain yang berhubungan
dengan apa yang diselidiki.
a) Metode angket-interview : metode angket ialah suatu penyelidikan yang
dilaksanakan dengan menggunakan daftar pertanyaan mengenai
gejala-gejala kejiwaan yang harus dijawab oleh orang banyak, sehingga
berdasarkan jawaban yang diperolehnya itu, dapat diketahui keadaan jiwa
seseorang.
b) Metode biografi : lukisan atau tulisan perihal kehidupan seseorang,
baik sewaktu ia masih hidup maupun sesudah meninggal. Kelemahan: sifat
subyektifitas.
c) Metode pengumpulan bahan : suatu metode yang dilaksanakan dengan
jalan mengumpulkan bahan-bahan terutama pengumpulan gambar-gambar yang
dibuat oleh anak-anak. Kelemahan : si penyelidik tidak berhadapan secara
langsung, dan kadang-kadang tidak tahu situasinya pada waktu membuat
hasil karya tersebut, menginterpretasi gambaran, tulisan (graphologi)
dan hasil-hasil karya yang lain dari seseorang tidaklah mudah dan juga
bersifat subyektif.
3) Metode eksperimen : pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala
jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk
menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau
kelompok dalam suatu situasi tertentu. Tujuan eksperimen ialah untuk
mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan, misalnya
pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, fantasi dll. Kelemahan: eksperimen
biasanya dilaksanakan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum tetap ,
sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup; tidak semua gejala kejiwaan
dapat diselidiki secara eksperimen; dalam laboratorium tidak wajar;
gejala-gejala kejiwaan sukar untuk diukur secara eksak.
4) Metode klinis ialah nasihat dan bantuan kedokteran, yang diberikan
kepada para pasien, oleh ahli kesehatan. Metode klinis dalam psikologi
ialah kombinasi dari bantuan klinis- medis dengan metode pendidikan,
untuk melakukan observasi terhadap para pasien. Observasi dilakukan
dalam ruang-ruang klinik dengan fasilitas yang cukup, untuk meneliti
segala tingkah laku pasien.
D. Hubungan psikologi dengan berbagai ilmu, antara lain sebagai berikut:
a) Hubungan Antara Psikologi Umum Dengan Biologi :
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Baik
psikologi maupun biologi sama-sama membicarakan manusia. Ada hal yang
sama-sama dipelajari oleh kedua ilmu tersebut yaitu soal keturunan. Soal
keturuna ditinjau dari segi biologi adalah hal-hal yang berhubungan
dengann aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke
generasi lain, misalnya hukum Mendel. Soal keturunan yang dipelajari
psikologi antar alin misalnya sifat, inteligensi, bakat. Ilmu biologi
(antropobiologi maupun fisiologi) membantu dalam orang mempelajari
psikologi.
b) Hubungan psikologi dengan sosiologi :
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia,
mempelajari manusia di dalam hidup bermasyarakat. Karena itu psikologi
dan sosiologi sama-sama membicarakan manusia. Titik pertemuan di dalam
meninjau manusia itu, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi
yang penting ialah hidup bermasyarakatnya, sedangkan tinjauan psikologi
ialah bahwa tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang
didorong oleh motif tertentu hingga manusia itu bertingkah laku atau
berbuat.
c) Hubungan psikologi dengan Ilmu pengetahuan Alam
Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami
kemajuan yang pesat hingga IPA mempengaruhi perkembangan ilmu-ilmu lain,
termasuk psikologi. Khususnya metode IPA mempengaruhi perkembangan
metode dalam psikologi. Metode yang ditempuh oleh fechner yang dikenal
dengan metode psikofisik, suatu metode yang tertua dalam lapangan
psikologi eksperimental, banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam.
Dan merupakan suatu kenyataan karena pengaruh ilmu pengetahuan alam,
psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri terlepas
dari filsafat, walaupun akhirnya ternyata bahwa metode ilmu pengetahuan
alam kurang digunakan seluruhnya terhadap psikologi, disebabkan karena
perbedaan dalam obyeknya. Ilmu pengetahuan alam berobyekkan benda-benda
mati, sedangkan psikologi berobyekkan manusia yang hidup.
d) Hubungan psikologi dengan filsafat
Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena
metode yang ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi psikologi masih
tetap mempunyai hubungan dengan filsafat. bahkan sebetulnya dapat
dikemukakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat
itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengnai hal-hal
yang menyangkut sifat hakiki serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.
e) Hubungan psikologi dengan Ilmu Pendidikan
Pedagogiek sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup
manusia sejak lahir sampai mati tidak akan sukses, bilamana tidak
mendasarkan diri kepada psikologi, yang tugasnya memang menunjukkan
perkembangan hidup manusia sepanjang masa, bahkan ciri dan wataknya
serta kepribadiannyapun ditunjukkan oleh psikologi. Dengan demikian,
paedagogiek baru akan tepat mengenai sasaran, apabila dapat memahami
langkah-langkahnya sesuai denagn petunjuk-petunjuk psikologi.
E. Teori Perkembangan Manusia
Teori perkembangan manusia tersebut ialah :
a) Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh
faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan
faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Menurut
teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat
tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu
yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan, termasuk di
dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap
perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer.
Teori ini menimbulkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah
ditentukan oleh sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah,
sehingga individu sangat tergantung kepada sifa-sifat yang diturunkan
oleh orang tuanya.
b) Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan
ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh
selama perkembangan individu itu. Termasuk pendidikan yang diterima oleh
individu itu. Teori ini dikemukakan oleh John Locke, juga dikenal
dengan teori tabularasa, yag memandang keturunan atau pembawaan tidak
mempunyai peranan.
c) Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergensi) dari kedua teori
tersebut di atas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern
baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang
penting di dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan
ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen)
maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang
merupakan faktor eksogen. Penelitian dari W. Stern memberikan bukti
tentang kebenaran dari teorinya. W. Stern mengadakan penelitian dengan
anak-anak kembar di Hamburg. Dilihat dari segi faktor endogen atau
faktor genetik anak yang kembar mempunyai sifat-sifat keturunan yang
dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan dari pasangannya dan
ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda satu dengan yang
lain.
F. Karakteristik Perasaan
a) Bersangkut paut dengan gejala pengenalan. Perasaan yang berhubungan
dengan peristiwa persepsi, merupakan reaksi kejiwaan terhadap stimulus
yang mengenainya. Ada yang mengalami keadaan sangat menyenangkan,
tetapi sebaliknya juga ada yang biasa saja, dan bahkan mungkin ada yang
mengalami perasaan yang kurang senang. Dengan demikian, sekalipun
stimulusnya sama, tetapi perasaan yang ditimbulkan oleh stimulus
tersebut dapat berlain-lainan.
b) Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif bila dibandingkan dengan
peristiwa-peristiwa kejiwaan yang lain. Sekalipun stimulusnya sama,
perasaan yang ditimbulkan dapat bermacam-macam sifatnya sesuai dengan
keadaan masing-masing individu.
c) Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang
tingkatannya tidak sama. Walaupun demikian ada sementara ahli yang
mengemukakan bahwa perasaan senang dan tidak senang hanyalah merupakan
salah satu demensi saja dari perasaan.
G. Karakteristik Konasi
Konasi, kehendak, hasrat, kemauan yaitu suatu tenaga, suatu kekuatan
yang mendorong kita supaya bergerak dan berbuat sesuatu. Ciri-ciri
hasrat:
1. Hasrat merupakan "motor" penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.
2. Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif atau
negative. Positif berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap berharga
dan berguna baginya. Sedang negative berarti menghindri sesuatu yang
tidak mempunyai harga/berguna baginya.
3. Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan
perasaan (emosi). Dengan kata lain : hasrat tidak dapat di
pisah-pisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain.
4. Hasrat diarahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan, maka didalam hasrat terdapat bibit-bibit penjelmaan kegiatan.
Ciri-ciri kemauan :
• Gejala Kemauan merupakan doromgan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
• Gejala Kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong
timbulnya perhatian dan minat, serta merndorong gerak aktifitas kearah
tercapainya tujuan.
• Gejala Kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang
didasarkan atas pertimbangan, baik pertimbangan akal atau pikiran, yang
menentukan benar salahnya perbuatan kemauan maupun pertimbangan perasaan
yang menentukan baik buruknya atau halus tidaknya perbuatan kemauan.
• Dalam Kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikir dan perasaan
saja, melainkan seluruh pribadi memberikan pertimbangan, memberikan
pengaruh dan memberikan corak pada perbuatan kemauan.
• Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan,
melinkan tindakan yang di sengaja dan terarah pada tercapainya suatu
tujuan.
• Kemauan menjadi pemersatu dari semua tingkah laku manusia dan
mengkoordinasikan segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang
supel harmonis.
H. Jiwa diartikan sebagai:
a) Kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia
b) Serta menyebabkan manusia dapat berpikir, berperasaan dan berkehendak (budi)
c) Lagi pula menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak jiwanya. (Ki Hadjar Dewantara, 1962:425)
Pengertian jiwa atau psyche sebagai unsur kehidupan (the principle of
life) juga dikemukakan leh Drever (1960). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengertian jiwa itu adalah sebagai unsur kehidupan,
yang oleh Ki Hadjar Dewantara dibatasi pada unsur kehidupan pada
manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh
manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup);
nyawa.
Kata jiwa ditilik dari akar kata bahasa Arab, yaitu kata al-nafs.Al-nafs
(nun-fa-sin) menunjukkan arti keluarnya angin lembut bagaimana pun
adanya.Al-nafs juga diartikan darah, atau hati (qalb) dan sanubari
(damir), padanya ada rahasia yang tersembunyi.
Ruh (Ar-Ruh)
Ruh mempunyai dua arah pengertian, yaitu sebagai nyawa dan sebagai suatu yang halus dari manusia (pemberi energi bagi jiwa).
I. Simpati dan empati
Adalah merupakan suasana hati yang berhubungan dengan orang lain.
Simpati adalah perasaan ketertarikan terhadap orang lain yaitu
kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang
dirasakan orang lain karena adanya daya tarik terhadap orang lain
tersebut (feeling with another person). Simpati dapat timbul karena
persamaan cita-cita, penderitaan yang sama dan sebagainya. Sedangkan
perasaan kebencian terhadap orang lain adalah disebut sebagai antipati
dan gejalanya sama dengan simpati berupa tindakan yang tidak berdasar
sesuatu yang logis. Antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat
negatif.
Empati adalah kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan oarng
lain andaikata dia dalam situasi orang lain. Faktor yang menyebabkannya
karena didorong oleh emosi yang seolah-olah ikut mengambil bagian dari
apa yang dirasakan orang lain (feeling into a person thing).
J. Kelelahan
Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya efisiensi,
performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh
untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.
Kelelahan fisik adalah kelelahan yang disebabkan karena ketegangan
organ. Adapun yang mengartikan kelelahan fisik yaitu kelelahan yang
disebabkan oleh kelelahan jasmani.
Sedangkan kelelahan psikis adalah kelelahan yang disebabkan oleh kelelahan rohani.
Kelelahan psikis adalah kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor
psikologis, kerja yang monoton atau lingkungan kerja yang menjemukan
dan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk.
K. Sugesti
Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang
dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya
diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena
itu segesti dapat dibedakan (1) auto sugesti, yaitu sugesti terhadap
diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan, dan (2) hetero sugesti, yaitu sugesti yang datang dari
orang lain.
Sugesti merupakan kata pungut dalam Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris
suggestion. Sugesti adalah proses psikologis dimana seseorang
membimbing pikiran, perasaan, atau perilaku orang lain.
L. Hipnotis
Hipnotis adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh sugesti
terhadap pikiran manusia. Dalam literatur barat, hipnotis disebut
"hypnosis" atau "hypnotism" yang berasal kata "hypnos", nama dewa tidur
dalam mitologi Yunani Kuno. Dulu ilmu hipnotis tidak ada namanya,
sampai pada tahun 1940-an seorang dokter inggris, James Braid, memberi
nama "hypnotism" karena ia mengira kondisi trance itu sama dengan tidur.
Pengertian hipnotis menurut Wikipedia adalah "suatu kondisi pikiran di
mana fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan
individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconcious),
di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk
lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada kondisi
“hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan
dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit."
Hipnotis atau yang sering juga disebut dengan hipnoterapi merupakan
kondisi pikiran dalam keadaan setengah sadar. Kondisi ini biasanya bisa
dicapai dengan bantuan hipnoterapis. Saat berada dalam pengaruh
hipnotis, perhatian Anda akan lebih fokus, Anda merasa nyaman dan
relaks, Anda lebih terbuka terhadap saran serta kurang kritis. Karena
begitu, hipnoterapis bisa membantu Anda mengendalikan tingkah laku,
emosi dan kondisi fisik Anda.
http://www.sepuluhribu.com/?id=gamerabisnis
BalasHapus